Apa Pun Kurikulumnya, Ini Target Belajar Anak Penting Dipahami Orang Tua

6 days ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ilustrasi Anak Mengerjakan PR. Foto: Kaikoro/Shutterstock

sosmed-whatsapp-green

kumparan Hadir di WhatsApp Channel

Kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan, sebagai upaya untuk menyesuaikan dan menyempurnakan kurikulum sebelumnya. Pada tahun 2021 era Mendikbudristek Nadiem Makarim, anak-anak sekolah di Indonesia mulai diperkenalkan Kurikulum Merdeka atau Merdeka Belajar.

Dikutip dari laman Kemendikbudristek, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Di mana konten-konten pembelajaran dirancang lebih optimal, sehingga peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Para tenaga pendidik pun diberi keleluasaan untuk menciptakan pembelajaran sesuai kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Meski begitu, akhir-akhir ini media sosial diramaikan dengan perbedaan cara berhitung sederhana lewat kurikulum sebelumnya dengan Kurikulum Merdeka.

Dalam video tersebut, diperlihatkan penjumlahan 34+12=..... dengan kurikulum jadul yang mencoba menyelesaikan soal dengan cara cepat. Sedangkan penyelesaian penjumlahan lewat Kurikulum Merdeka dibuat dengan cara bersusun panjang. Pada akhirnya, masing-masing cara berhitung tersebut tetap menghasilkan jawaban yang sama.

Ilustrasi Matematika. Foto: Faizal Ramli/Shutterstock

Apakah cara berhitung matematika sederhana pada Kurikulum Merdeka 'sengaja' dibuat rumit? Atau sebenarnya ada alasan di balik itu?

Ternyata, ini bukan soal masalah perbedaan kurikulum, Moms. Menurut Psikolog Pendidikan Rumah Dandelion, Orissa Anggita Rinjani, yang sebenarnya perlu dipahami adalah bagaimana guru mampu mengajarkan anak cara berpikir yang sistematis.

"Jadi, sebenarnya bukan masalah kurikulum lama atau pun kurikulum baru. Tapi, bagaimana kita sebagai pendidik dan guru mengajarkan anak dengan cara yang sistematis agar paham konsepnya. Bukan hanya tahu cara cepat untuk menyelesaikan suatu permasalahan matematika," ungkap Orissa kepada kumparanMOM.

Misalnya, dalam matematika, kita pasti diperkenalkan dengan konsep satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya.

Ketika 1 satuan sudah lebih dari 10, maka itu artinya 1 puluhan akan pindah ke depan. Lalu ketika puluhan sudah lebih dari 10, maka 1-nya dipindahkan ke depan yang pada akhirnya kita kenal dengan 1 ratusan.

Tetapi, apakah konsep ini dapat dipahami anak jika hanya diajarkan dengan cara cepat? Orissa menegaskan, cara cepat sebenarnya bukan cara yang salah, Moms.

"Tetapi, idealnya itu dikenalkan setelah anak paham dengan konsep dasarnya. Ini juga berlaku dengan konsep matematika yang lain, misalnya seperti perkalian," ucap dia.

Orissa pun memberi contoh, apa sih bedanya 3x2 dan 2x3. Hasil akhirnya memang sama-sama enam (6). Tetapi, secara konsep sebenarnya dua perkalian tersebut memiliki makna yang berbeda.

3x2 itu berarti ada tiga kelompok yang isinya sama-sama dua (2). Tapi, kalau 2x3 itu artinya ada dua kelompok yang masing-masing berisi tiga (3).